oleh

Penyebab Keanekaragaman Flora Dan Fauna di Indonesia

Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan Fauna di Indonesia, Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu.

Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab.

Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).

Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

a. Iklim

Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa.

Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan.

Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.

Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari.

b. Tanah

Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik.

Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah.

Baca Juga : Lapisan tanah Indonesia

Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%).

Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah.

Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur.

c. Air

Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah.

Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut.

Flora/fauna di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora/fauna di daerah yang banyak curah hujannya.

d. Tinggi rendahnya permukaan bumi

Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut.

Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius.

Jadi semakin rendah suatu daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan.

Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.

e. Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan

Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan.

Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang.

Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora.

Misalnya serangga dalam proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah.

Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.

Serta juga ada faktor pengikat lainnya atau faktor pendorong zoogeografi di antaranya:

Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Zoogeografi

Faktor Tekanan

Tekanan dapat disebabkan oleh padatnya populasi. Tersedianya makanan yang melimpah ruah dan ruang (teritorial) yang luas menyebabkan sebagian organisme melakukan migrasi (pindah) untuk menghindari kompetisi, terutama kompetisi intraspesies.

Faktor Transportasi

Transportasi baik berupa transportasi darat, laut dan udara dapat menjadi sarana suatu kelompok hewan untuk menempati suatu wilayah baru. Misalnya melalui kapal laut, kelompok tikus dapat berpindah dari satu pulau ke pulau lain.

Faktor Perdagangan Satwa

Jual beli satwa antar pulau atau antar benua merupakan salah satu penyebab terjadinya persebaran hewan di dunia.

Faktor Rusaknya Habitat/ Ekosistem Asal

Rusaknya habitat/ekosistem asal dapat disebabkan oleh bencana alam (gunung meletus, banjir badang, angina putting beliung, dll). Dengan rusaknya habitat/ekosistem asal maka memaksa hewan yang selamat untuk mencari habitat baru.

Faktor Tersedianya Makanan

Makanan yang semakin berkurang karena berbagai sebab dapat mendorong sebagian besar populasi bermigrasi untuk menghindari bencana kelaparan.

Faktor Predator

Serangan dari populasi predator ganas dapat mendorong populasi mangsa untuk bermigrasi menjauh (menyelamatkan diri).

Faktor Parasit

Parasit dapat menyebabkan sebagian populasi yang masih sehat bermigrasi menjauh.

Faktor Penyakit

Penyakit ganas dapat menyebabkan wabah sehingga menyebabkan sebagian populasi yang sehat bermigrasi untuk menyelamatkan diri.

Faktor Kompetitor

Saingan yang diperoleh dari populasi kompetitor yang terlalu kuat dan dominan menjadi pendorong populasi yang kalah bermigrasi menyingkir.

Faktor Iklim

Perubahan iklim berkala yang sangat ekstrim mendorong populasi yang tidak mampu beradaptasi tetapi mempunyai daya jelajah yang sangat tinggi untuk bermigrasi ke daerah yang lebih sesuai untuk hidupnya. Misalnya pada daerah yang memiliki 4 musim, pada musim dingin, bangsa burung melakukan migrasi.

Baca juga : Faktor pengaruh iklim terhadap kehidupan

Faktor Manusia

Eksploitasi habitat yang dilakukan manusia secara membabi buta seperti penebangan hutan secara liar dapat menyebabkan rusaknya ekosistem suatu populasi. Hal tersebut memacu hewan untuk keluar dari hutan seperti ke perkampungan penduduk.

Faktor Mencari Pasangan

Pada saat musim kawin, hewan jantan yang mengalami ekstrus (birahi) akan pergi ke tempat/ daerah yang terdapat hewan betina untuk melakukan kopulasi (perkawinan)

Faktor Jembatan/ Teruzan

Jembatan penghubung antar pulau ataupun teruzan antar benua dapat menjadi sarana bagi hewan untuk melakukan migrasi terutama bagi hewan darat.

Faktor Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan dapat berupa pencemaran air, udara, maupun tanah. Pencemaran dapat menyebabkan tercemarnya lingkungan yang berbahaya bagi kelangsungan hidup hewan di daerah tersebut. Sehingga memacu hewan untuk mencari tempat yang tidak tercemar.

Faktor Potensi Berbiak yang Tinggi

Daya dukung lingkungan pada daerah asal tidak memungkinkan hewan untuk berbiak secara optimal. Untuk itu, hewan akan mencari tempat baru yang mendukung untuk berbiak secara optimal.

Faktor Ruang di Tempat Asal

Ruang/ daerah territorial di tempat asal yang semakin menyempit mendorong hewan untuk mencari daerah territorial yang lebih luas.

contoh perubahan morfologis dan genetika tumbuhan dan hewan akibat modernisasi pertanian pengunaan pupuk kimia pada tanaman padi yang bisa berakibat tanaman padi mengalami pertumbuhan yang cepat dan berbuah lebih cepat dan mengahsilkan lebih banyak dari pada padi yang mengunakan pupuk organic tapi hal itu juga perakibat terhadap padi itu juga dan tanah yang ditanami padi yang mengunakan pupuk kimia